Septia Nawang Wulan
|

Belajar Teknologi Digital, Kunci Masa Depan Generasi Muda

Oleh: Septia Nawang Wulan

Hidup kita sekarang sudah tidak bisa lepas dari teknologi digital. Sejak pandemi, hampir semua hal berpindah ke dunia online — belajar lewat Zoom, belanja di e-commerce, hingga bekerja melalui aplikasi kolaborasi. Dari situ kita semakin sadar bahwa literasi teknologi bukan lagi sekadar tren, melainkan kebutuhan dasar.

Berbicara soal teknologi, ada satu kemampuan yang kini jadi fondasi utama: pemrograman. Anggap saja ini seperti belajar bahasa baru, hanya saja bahasanya digunakan untuk “berbicara” dengan komputer. Dengan kemampuan coding, kita bisa membuat aplikasi, website, hingga game. Jadi, kalau ingin menjadi kreator di dunia digital, coding adalah tiket masuknya.

Selain itu, kecerdasan buatan (AI) juga tengah menjadi sorotan. Kini AI bisa membantu membuat desain, menganalisis data, bahkan menulis teks. Di rumah sakit, AI dipakai untuk membantu diagnosa penyakit, sementara di industri digunakan untuk otomasi proses produksi. Artinya, memahami cara kerja AI membuka peluang yang sangat luas di masa depan.

Tak kalah penting, ada big data. Setiap kali kita berselancar di media sosial, mencari di Google, atau berbelanja online, kita menghasilkan data dalam jumlah luar biasa besar. Jika data itu bisa diolah dengan baik, kita bisa menemukan pola dan informasi berharga yang bermanfaat bagi bisnis maupun riset. Tak heran, profesi data scientist kini dijuluki sebagai “detektif digital” yang paling dicari perusahaan.

Namun, dunia digital juga memiliki sisi gelap: keamanan siber. Semakin banyak aktivitas online, semakin besar pula risiko kejahatan digital, mulai dari pencurian data hingga penipuan daring. Karena itu, keahlian di bidang cyber security semakin dibutuhkan. Apalagi dengan hadirnya Internet of Things (IoT), yang membuat berbagai perangkat di sekitar kita saling terhubung — dari smart home, smartwatch, hingga mobil pintar.

Mengapa semua ini penting? Karena berbagai laporan internasional memprediksi bahwa hingga tahun 2030, profesi di bidang teknologi akan menjadi yang paling banyak dibutuhkan. Jika kita mulai mempersiapkan diri sejak sekarang dengan memperkuat digital skill, kita akan lebih siap bersaing di dunia kerja, bahkan bisa menciptakan lapangan kerja sendiri.

Intinya, belajar teknologi bukan sekadar agar terlihat keren atau mengikuti tren. Ini soal masa depan. Generasi muda yang melek teknologi memiliki peluang besar untuk menciptakan perubahan nyata.

Jadi, jangan takut untuk belajar hal baru — mulai dari coding, AI, hingga keamanan digital. Siapa tahu, dari skill itu lahir ide yang bisa membantu banyak orang dan membuat dunia menjadi tempat yang lebih baik.

(Septia Nawang Wulan adalah
Mahasiswa Informatika STTR Cepu, Semester VII)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *