DPKS Benchmarking Ke Dewan Pendidikan Kota Depok Jabar
SEMARANG[BahteraJateng] – Dewan Pendidikan Kota Semarang (DPKS) akan melakukan kunjungan balasan silaturahmi benchmarking ke Dewan Pendidikan Kota Depok Jawa Barat untuk mendiskusikan berbagai pengalaman yang diperoleh selama menjalankan tugas peran dan fungsi (Turansi)nya di wilayahnya masing-masing.
Ketua DPKS Dr Drs Budiyanto SH MHum mengatakan berbagi pengalaman dalam menjalankan turansi dewan pendidikan antar daerah itu sangat penting, karena meski turansi yang dijadikan acuan sama namun tantangan dan problem yang dihadapi di lapangan banyak yang berbeda.
“Tentu strategi dan aksi dalam mengatasinya juga berbeda. Karena itu tukar pengalaman antar sesama pengurus dewan pendidikan dari berbagai daerah sangat penting, apalagi berbagai keterbatasan melekat pada sebagian institusi dewan pendidikan di tanah air,” ujar Budiyanto, Sabtu (6/7).
Menurutnya, meski banyak keterbatasan, Dewan Pendidikan tidak boleh mudah menyerah dalam mengadapi berbagai problem dan tantangan. Inovasi dan kreasi menjadi salah satu kunci agar dewan pendidikan tetap eksis dan mampu menjalankan turansi dengan baik.
Berbagi pengalaman dengan sesama, lanjutnya, merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan semangat dalam berinovasi dan berkreasi yang tak bisa dielakkan. Agenda kunjungan silaturahmi benchmarking ke Depok akan diikuti 19 pengurus dan staf sekretariat DPKS.
Kegiatan ini dijadwalkan akan berlangsung selama tiga hari, Selasa – Kamis (9-11/7). Saat ini berbagai persiapapan sudah dilaksanakan, termasuk materi bahan materi diskusi yang akan dijadikan bahan tukar pengalaman.
Materi disuksi, tutur Budiyanto, sekitar masalah-masalah aktual terkait dengan kebijakan pendidikan yang berpotensi menimbulkan pro kontra di masyarakat, karena setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas meski sudah didahului dengan kajian matang untuk kemajuan , pemerataan/keadilan dan sebaik apapun selalu saja menimbulkan masalah pro kontra.
Pada satu sisi ada kebaikannya, namun di sisi lain muncul kekurangannya, misal masalah yang umum saja bahwa pendidikan membutuhkan anggaran cukup besar tapi hasilnya kualitas dan mutu pendidikan masih belum sesuai harapan,
hasil penelitian Program for International Student Assessment (PISA) menyebutkan dari 79 negara yang diteliti kualitas pendidikannya, Indonesia berada pada peringkat ke-74, dibawah dua negara tetangga di Asia Tenggara yakni Malaysia dan Singapura.
Dia menambahkan, selain itu, dari sisi kebijakan yang dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat seringkali masih dirasakan ada yang tidak konsisten dengan kebijakan – kebijakan yang diputuskan .
Inkonsistensi itu misalnya masalah zonasi dalam penerimaan peserta didik baru yang dipaksakan meski perangkat di lapangan belum siap, sehingga mengakibatkan warga usia sekolah tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
“Di wilayah Kecamatan Gajah Mungkur Kota Semarang misalnya, tidak ada SMA Negeri, zonasinya diikutkan kecamatan lain yang ada SMA Negeri, maka praktis warga Gajah Mungkur kalah berkompetisi dalam memperebutkan kursi sekolah negeri yang seleksinya mengacu pada sistim zonasi,” tuturnya.
Dia menuturkan, melihat kondisi itu maka dewan pendidikan harus hadir menjembatani ketimpangan yang muncul dengan memberikan saran, masukan dan rekomendasi kepada kepala daerah agar dampak kurang baik atas kebijakannya terutama tentang pelayanan pendidikan dapat diminimalisir.
Jadi, lanjutnya, arah diskusi akan difokuskan pada upaya-upaya meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan pendidikan. Dipilihnya Dewan Pendidikan Kota Depok sebagai obyek kunjungan katena untuk melanjutkan agenda yang pernah dilakukan saat Dewan Pendidikan Kota Depok berkunjung ke DPKS di Semarang, Oktober tahun lalu.
“Banyak masukan yang kita peroleh saat Dewan Pendidikan Kota Depok berdiskusi di Semarang tahun lalu, karena itu pada kesempatan kunjungan balasan ini kami juga akan saling tukar pengalaman tentang ha-hal baru , karena problem dan tantangan selalu muncul secara dinamis dari waktu ke waktu,” ujarnya.

