Kemendikdasmen RI
Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Talenta Kemendikdasmen RI, Mariman Darto, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Blora pada Kamis (6/11).(Foto Ist)
|

Swakelola Revitalisasi Sekolah di Blora Hidupkan Kualitas dan Ekonomi Lokal

BLORA[BahteraJateng] – Staf Ahli Menteri Bidang Manajemen Talenta Kemendikdasmen RI, Mariman Darto, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Blora pada Kamis (6/11), untuk melakukan monitoring dan evaluasi (monev) Program Revitalisasi Satuan Pendidikan.

Kunjungan tersebut merupakan bagian dari upaya Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah memastikan program revitalisasi sekolah berjalan efektif, transparan, serta berdampak nyata bagi dunia pendidikan.

Dalam kesempatan itu, Mariman meninjau tiga sekolah penerima program di Blora, yakni SMK NU Kedungtuban, SMP Muhammadiyah Kedungtuban, dan SMPN 2 Ngawen.

Ia menegaskan, revitalisasi sekolah tidak hanya berfokus pada perbaikan fisik bangunan, tetapi juga menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan inspiratif bagi siswa.

Program revitalisasi tahun ini dilaksanakan dengan skema swakelola, di mana dana disalurkan langsung ke rekening sekolah dan dikelola oleh Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan (P2SP) di bawah tanggung jawab kepala sekolah. Sistem ini menuntut transparansi serta partisipasi aktif masyarakat setempat dalam setiap tahapan pembangunan.

Menurut Mariman, model swakelola memiliki nilai strategis karena memberikan dampak ganda.

“Selain meningkatkan mutu pendidikan, sistem ini juga menggerakkan ekonomi lokal melalui pelibatan tenaga kerja sekitar dan pemberdayaan UMKM dalam penyediaan bahan bangunan,” ujarnya.

Kepala SMPN 2 Ngawen, Lilik Dwi Aristianto, menuturkan, pelaksanaan swakelola memberi fleksibilitas dalam mengatur kebutuhan sekolah.

“Awalnya hanya enam ruang yang direhabilitasi, namun berkat efisiensi, kami bisa menyelesaikan tujuh ruang,” ujarnya.

Mariman menegaskan, revitalisasi dengan swakelola menjadi bukti nyata sinergi antara pendidikan dan ekonomi masyarakat.

“Sekolah bukan hanya tempat belajar, tetapi juga pusat pemberdayaan,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *