Sekda Jateng, Sumarno, meresmikan operasional pabrik garam Industri PT SPJT, Selasa (24/6).
Sekda Jateng, Sumarno, meresmikan operasional pabrik garam Industri PT SPJT, Selasa (24/6).
| |

BUMD Jateng Serap 30 Ribu Ton Garam Lokal, Suplai Industri dan Stabilkan Harga

PATI[BahteraJateng] – Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah (SPJT) resmi mengoperasikan pabrik garam industri di Desa Raci, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati pada Selasa (24/6).

Pabrik ini berkapasitas produksi 25 ribu ton garam industri per tahun dan menyerap hingga 30 ribu ton garam dari petambak lokal.


Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, mengatakan pembangunan pabrik ini menjadi bagian dari upaya hilirisasi sektor garam. Dengan teknologi pengolahan, kadar NaCl garam petambak ditingkatkan hingga minimal 97 persen untuk memenuhi standar industri.

“Pati merupakan daerah penghasil garam terbesar kedua di Indonesia. Namun kualitasnya belum sesuai kebutuhan industri. Pabrik ini hadir untuk meningkatkan kualitas, memperluas pasar, dan menjaga harga garam di tingkat petambak,” ujarnya.

Sekda Jateng, Sumarno, mengunjungi pabrik garam industri di Desa Raci, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Selasa (24/6).(Dok Humas)
Sekda Jateng, Sumarno, mengunjungi pabrik garam industri di Desa Raci, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati, Selasa (24/6).(Dok Humas)

Garam industri sangat dibutuhkan berbagai sektor seperti pakan ternak, farmasi, kosmetik, dan tekstil. Menurut Dirut PT SPJT Untung Juanto, total kebutuhan nasional mencapai 4,9 juta ton per tahun, sementara produksi dalam negeri baru sekitar 2,04 juta ton.

“Pabrik ini berkontribusi mengurangi ketergantungan impor dan mendukung swasembada pangan sesuai Perpres Nomor 17 Tahun 2025,” kata Untung.

Ia menjelaskan, seluruh bahan baku pabrik diserap dari petambak Pati dan pabrik menggunakan bahan bakar CNG yang ramah lingkungan.

Untuk pemasaran, PT SPJT telah bekerja sama dengan 21 perusahaan yang siap menyerap sekitar 1.500 ton garam per bulan.

Salah satu petambak, Joko Senawi, menyambut baik kehadiran pabrik ini. “Harga garam jadi stabil di Rp1.600 per kilogram, dan penjualannya lebih mudah,” ujarnya.(sun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *