Salah satu produk UMKM sambal berhasil mencuri perhatian, Sambal Nagih. Foto Ist
|

Lestarikan Cita Rasa Lokal Lewat Sambal Nagih

JAKARTA [BahteraJateng]- Sambal menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kuliner asal Indonesia. Hampir setiap daerah di Nusantara memiliki karakter sambal masing-masing, mulai segar, manis, hingga pedas.

Salah satu produk UMKM sambal berhasil mencuri perhatian, Sambal Nagih. Founder dari Sambal Nagih, Anita Hartat mengatakan, bisnis ini telah mulai tujuh tahun lalu bersama suami. “Awalnya kami hanya berjualan ayam geprek rumahan secara online dan sambalnya itu cuma pelengkap, tapi ternyata sambalnya yang malah menjadi primadona,” kata dia, belum lama ini.

Anita mengaku tidak memiliki latar belakang bisnis serta modal besar. Namun begitu, rasa percaya dan keyakinan untuk memulai usaha membuat tekadnya bulat. Sambal ini lahir dari dapur rumah, dari resep dulu suami buat pas masih pacaran.

Kini sambal dikemas untuk jualan sambal dalam kemasan toples agar dapat dinikmati oleh lebih banyak orang. Bahkan di luar kota dan semua belajar dari pengalaman. Mulai cara branding, marketing, operasional, packaging aman hingga penjualan digital.

Industri sambal lokal saat ini sangat kompetitif, dipenuhi oleh banyak pemain besar dengan strategi pemasaran agresif. Namun, Sambal Nagih berhasil membedakan diri melalui cita rasa otentik serta inovasi varian produk relevan dengan selera konsumen masa kini.

Sambal Nagih menghadirkan beberapa varian rasa. Seperti Sambal Matah, Sambal Cakalang, Sambal Cumi, Sambal Cabe Ijo, Sambal Terasi, Sambal Roa, hingga Sambal Bawang menjadi favorit pelanggan.

Keberhasilan ini tidak lepas dari komunikasi konsisten dengan pelanggan dan komitmen kuat terhadap kualitas. Sambal Nagih selalu menggunakan bahan baku terbaik dan menolak menurunkan standar demi efisiensi biaya. Bahkan dalam pengemasan, setiap detail diperhatikan dikemas dalam toples bersegel, kardus berdesain menarik, dan dibungkus bubble wrap untuk memastikan keamanan pengiriman sekaligus tampilan yang layak sebagai oleh-oleh.

Bagi Anita, membangun Sambal Nagih bukan hanya soal menciptakan produk, tapi juga tentang mewujudkan visi menjadikan sambal sebagai simbol keberanian anak muda dalam melestarikan cita rasa lokal lewat inovasi relevan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *