Dishub Kaji Penggunaan Bus Listrik untuk Trans Semarang
SEMARANG[BahteraJateng] – Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Semarang tengah menyiapkan langkah peremajaan armada Trans Semarang dengan melakukan kajian penggunaan bus listrik.
Upaya ini menjadi bagian dari komitmen pemerintah kota mengurangi polusi udara, khususnya asap pekat dari bus yang kerap dijuluki warga sebagai “cumi-cumi darat”.
Kepala Dishub Kota Semarang, Kusnandir, menjelaskan bahwa saat ini Trans Semarang memiliki 285 armada, mulai dari feeder hingga bus besar. Dari jumlah tersebut, sebanyak 65 bus bermesin Euro 2 berbahan bakar solar telah diganti menjadi mesin Euro 4. “Memang saat ini dari 285 armada BRT, 65 mesin sudah kami ganti menjadi Euro 4,” ujarnya.
Selain penggantian mesin, Dishub juga melakukan kajian mendalam terkait kemungkinan penggantian armada dengan bus listrik. Saat ini Dishub memiliki dua unit bus listrik yang masih digunakan untuk pelayanan kegiatan Pemkot dan belum beroperasi melayani penumpang umum.
“Ada dua bus listrik, tapi masih dipakai untuk kegiatan-kegiatan lain,” jelas Kusnandir.
Kajian yang sedang disusun mencakup Biaya Operasi Kendaraan (BOK), termasuk pertimbangan teknis geografis dan kontur jalan. Menurutnya, sejumlah rute Trans Semarang melewati kawasan tanjakan seperti Ngaliyan, Gunungpati, dan Banyumanik.
“Demi keamanan penumpang dan pengguna jalan, perlu evaluasi teknis lebih lanjut untuk rute yang medannya tanjakan atau turunan,” katanya.
Selain itu, Dishub juga menunggu realisasi pembangunan jalur khusus (dedicated line) untuk koridor I yang melayani rute Mangkang–Penggaron.
Kusnandir berharap adanya dukungan dari pemerintah pusat dalam bentuk bantuan pengadaan bus listrik serta pembangunan infrastruktur pendukung.
“Kami harap ada bantuan dari pusat untuk bus listrik tahun depan, dan rencana dedicated line juga bisa segera direalisasikan,” pungkasnya.