Pinembani Dikaji Jadi Kawasan Transmigrasi, Potensi Kakao Besar namun Infrastruktur Jadi Tantangan
PINEMBANI[BahteraJateng] — Kecamatan Pinembani tengah dikaji sebagai calon kawasan transmigrasi oleh Tim 2 Ekspedisi Patriot Universitas Diponegoro (UNDIP) dalam program pendampingan kawasan yang digagas Kementerian Transmigrasi.
Kajian ini difokuskan pada penyusunan desain pengembangan komoditas unggulan berbasis potensi lokal, terutama sektor pertanian dan perkebunan yang menjadi tulang punggung ekonomi masyarakat setempat.
Sebelum kegiatan di Pinembani, tim telah melaksanakan pendampingan selama 45 hari di Kecamatan Rio Pakava, salah satu kawasan transmigrasi di Kabupaten Donggala.
Kegiatan meliputi pemetaan wilayah dan komoditas, focus group discussion (FGD) bersama pemangku kepentingan, hingga pengambilan sampel tanah. Seluruh tahapan tersebut menjadi dasar perencanaan pembangunan kawasan transmigrasi yang sesuai karakteristik wilayah.
Setibanya di Pinembani, tim disambut Camat Pinembani Sukmawati beserta perangkat kecamatan, serta penyambutan adat oleh Kepala Adat sebagai bentuk dukungan masyarakat.
Ketua Tim 2 Ekspedisi Patriot Kabupaten Donggala, Muhammad Iqbal Fauzan, menyatakan Pinembani menyimpan potensi pertanian yang besar namun masih menghadapi persoalan mendasar.
“Wilayah Pinembani memiliki potensi untuk dikembangkan, tetapi perlu pembenahan infrastruktur,” ujarnya pada Senin (3/11) lalu.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Pinembani sebagai salah satu sentra kakao terbesar di Kabupaten Donggala, dengan produksi mencapai sekitar 10 ribu kwintal per tahun dan terus meningkat dalam lima tahun terakhir.
Namun, pengembangan terhambat oleh kondisi jalan utama menuju Palu yang masih berupa tanah berbatu sehingga biaya transportasi hasil panen sangat tinggi. Kendala ini juga berdampak pada pasokan pupuk subsidi yang sulit masuk karena tingginya ongkos distribusi.
Tim menilai Pinembani dapat berkembang menjadi kawasan pertanian produktif apabila pemerintah melakukan intervensi pada perbaikan infrastruktur dasar.
Upaya ini dinilai sejalan dengan target pembangunan berkelanjutan, terutama penanggulangan kemiskinan, ketahanan pangan, pertumbuhan ekonomi inklusif, hingga pemerataan pembangunan antarwilayah.(day)

