DPRD Soroti Banjir di Semarang, Drainase dan Minimnya Resapan Air Jadi Sorotan
SEMARANG[BahteraJateng] – DPRD Kota Semarang menyoroti persoalan banjir yang masih terjadi di sejumlah wilayah. Anggota Komisi C, Dini Inayati, menilai genangan air yang kerap muncul disebabkan belum optimalnya sistem drainase dan berkurangnya daerah resapan air (catchment area).
Menurut Dini Inayati, dua faktor itu menjadi penyebab utama munculnya genangan baru, meskipun beberapa kawasan sebelumnya sudah mengalami perbaikan.

“Kalau bicara soal banjir, indikatornya adalah luas, tinggi, dan lama genangan,” ujar politikus PKS tersebut pada Rabu (22/10).
Ia mengakui pembangunan polder dan upaya teknis lain telah mengurangi durasi genangan di wilayah Semarang Utara dan Timur. Namun, munculnya genangan di kawasan tinggi seperti Tembalang menunjukkan adanya masalah baru.
“Saya tinggal di Tembalang, itu daerah tinggi, tapi sekarang malah muncul genangan,” kata Dini.
DPRD mendesak Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) segera mengevaluasi dan memperbarui master plan drainase yang disusun sekitar tahun 2015–2016 agar sesuai dengan kondisi terkini.
Dini menambahkan, minimnya daerah resapan menyebabkan air hujan dari wilayah atas langsung mengalir deras ke dataran rendah dan membebani saluran yang tersumbat sedimentasi.
Sebagai solusi jangka menengah, DPRD mendorong pembangunan embung di titik strategis untuk menampung air larian sekaligus menjebak sedimen.
Perbaikan dan pelebaran saluran drainase juga menjadi prioritas, mengingat banyak saluran yang telah rusak dan tidak mampu menampung debit air tinggi.

