Menteri Wihaji
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, melakukan kunjungan kerja ke Tamasya An Nisa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (11/11).(Dok)
|

Menteri Wihaji Kagum pada Tamasya An Nisa, Tempat Asuh Anak Petani dengan Infak Rp500 Sehari

GARUT[BahteraJateng] – Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Garut, Jawa Barat pada Selasa (11/11).

Dalam kunjungan tersebut, ia meninjau sejumlah program keluarga berkualitas di Kecamatan Caringin, termasuk Tamasya An Nisa, taman asuh anak yang dikelola masyarakat dengan infak Rp500 per anak per hari di Desa Mekarmukti.

Di hadapan media, Menteri Wihaji mengaku kagum dengan inisiatif warga yang mampu menghadirkan tempat penitipan dan pembelajaran anak-anak secara gotong royong.

“Saya baru menemukan satu di Indonesia seperti ini. Infaknya cuma 500 perak per anak per hari, tapi anak-anak tetap bisa belajar, bermain, dan diasuh dengan penuh kasih,” ujarnya.

Menurutnya, Tamasya An Nisa menjadi contoh nyata sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam membangun keluarga berkualitas.

“Inilah bentuk integrasi. Pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha seperti Pertamina, PLN, dan BNI bisa bergerak bersama agar anak-anak petani tetap mendapat pola asuh yang baik,” jelasnya.

Tamasya An Nisa merupakan bagian dari program nasional Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang kini telah tersebar di lebih dari 3.000 titik di Indonesia.

Menteri Wihaji
Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN, Wihaji, melakukan kunjungan kerja ke Tamasya An Nisa di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Selasa (11/11).(Dok)

Wihaji menyebut, taman asuh di Garut ini istimewa karena selain biaya ringan, anak-anak juga mendapat MBG (Makan Bersama Gratis).

“Guru-gurunya luar biasa. Katanya digaji ‘sajuta’—sabar, jujur, tawakal. Kami akan bantu tambah ruangannya karena anaknya sudah 56 orang,” ungkapnya.

Sementara itu, pengelola Tamasya An Nisa, Bu Juju, mengungkapkan ide pendirian taman asuh ini muncul dari kebutuhan para ibu petani yang kesulitan menjaga anak saat bekerja di ladang.

“Awalnya anak-anak dititipkan ke saya, lama-lama makin banyak. Akhirnya dibentuklah tempat penitipan anak,” tuturnya.

Selain meninjau Tamasya An Nisa, Menteri Kemendukbangga/BKKBN juga mengunjungi rumah warga kategori Keluarga Risiko Stunting (KRS) di wilayah yang sama.

Dalam kunjungan itu, ia menyerahkan bantuan renovasi rumah, perbaikan MCK, pengobatan, dan kepesertaan BPJS Kesehatan.

“Kami ingin memastikan setiap keluarga mendapat pendampingan langsung. Tidak hanya anaknya sehat, tapi juga ibunya bahagia dan lingkungannya mendukung,” tegasnya.(day)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *