Mustopa
Ketua DPRD Kabupaten Blora, Mustopa, berswafoto bersama pengurus APTRI Blora dan para petani tebu.(Foto Ist)
|

Mustopa Kirim Surat ke Menteri Pertanian, Dukung Aspirasi Petani Tebu

BLORA[BahteraJateng] — Pertemuan antara Pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Kabupaten Blora bersama para petani tebu yang belum tertebang dengan Direktur Bisnis Perum Bulog di ruang sidang DPRD Blora, Senin (20/10), belum menghasilkan kesepakatan menggembirakan bagi para petani.

Menanggapi hal itu, Ketua DPRD Kabupaten Blora, Mustopa, mengambil langkah cepat dengan mengirim surat kepada Menteri Pertanian Republik Indonesia, Andi Amran Sulaiman, pada Selasa (22/10).


Dalam surat tersebut, Mustopa memohon agar pengurus APTRI Blora dan perwakilan petani tebu diberi kesempatan audiensi langsung dengan Mentan.

Langkah itu diambil menyusul keresahan petani akibat keputusan sepihak manajemen PT Gendhis Multi Manis (GMM) Bulog yang menghentikan giling tahun 2025 secara mendadak. Mustopa menyebut kebijakan tersebut berdampak langsung pada ribuan petani tebu di Blora.

“Saya tidak ingin para petani tebu berjuang sendiri. DPRD siap menjadi penyambung lidah dan jembatan agar uneg-uneg mereka sampai ke Bapak Menteri, syukur bisa didengar oleh Presiden Prabowo Subianto,” ujar Mustopa.

Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tersebut, juga menyatakan kesediaannya mendampingi para petani ke Jakarta.

“Petani tebu adalah tulang punggung ekonomi daerah. Tebu di Blora bukan sekadar komoditas, tapi sumber hidup ribuan keluarga. Jadi wajib hukumnya kita perjuangkan,” tegasnya.

Ketekunan Mustopa memperjuangkan aspirasi rakyat mendapat apresiasi Jawa Pos Radar Kudus, yang pada 16 Oktober 2025 memberinya penghargaan Ketua DPRD Aspiratif karena dinilai aktif menyerap aspirasi masyarakat untuk percepatan pembangunan.

Sementara itu, Ketua APTRI Blora, Sunoto, mengucapkan terima kasih atas dukungan Mustopa. Ia berharap upaya audiensi ke Mentan dapat menghadirkan solusi nyata bagi petani.

“Semoga langkah ini menjadi jalan terbaik bagi petani tebu di Bumi Blora Mustika,” kata Sunoto pada Jumat (24/10).

Sunoto menyebutkan tiga tuntutan utama petani, yakni perbaikan total Pabrik Gula GMM agar siap giling 2026, pergantian manajemen PT GMM Bulog dengan pihak yang lebih profesional, serta pemberian ganti rugi bagi petani yang tebu-nya tidak tertebang tahun ini.

Sementara itu, Wahyuningsih, mantan Kepala Bagian Tanaman PG GMM, juga menegaskan pentingnya langkah nyata pemerintah untuk menolong petani.

“Yang dibutuhkan sekarang bukan janji, tapi tindakan nyata,” ujarnya.

Senada, Anton Sudibdyo, mantan anggota dewan, menilai perjuangan ini merupakan bentuk perlawanan terhadap pengelolaan PT GMM yang dinilai tidak profesional dan kurang peduli terhadap nasib petani tebu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *