Bus Trans Jatim
Bus Trans Jatim
|

Bus Trans Jatim Perluas Layanan, Hadirkan Koridor VI Mojokerto–Sidoarjo

Oleh: Djoko Setijowarno

Pemerintah Provinsi Jawa Timur terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas dan jangkauan transportasi publik. Salah satu langkah konkret terbaru adalah peluncuran Bus Trans Jatim Koridor VI yang menghubungkan Mojokerto dan Sidoarjo, yang diresmikan langsung oleh Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, di Terminal Mojosari, Kabupaten Mojokerto, Senin (26/5).


Perluasan Layanan Trans Jatim

Sejak diluncurkan pertama kali pada 19 Agustus 2022, Bus Trans Jatim telah menjadi solusi transportasi massal yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat Jawa Timur.

Dengan skema pembelian layanan (buy the service), Trans Jatim berhasil mengoperasikan lima koridor awal yang melayani wilayah aglomerasi Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan).

Hingga akhir tahun 2024, Trans Jatim telah melayani lebih dari 4,7 juta penumpang dengan total pendapatan mencapai Rp 20,439 miliar. Koridor I (Sidoarjo–Surabaya–Gresik) menjadi yang paling padat dengan pendapatan Rp 10,057 miliar.

Selain itu, pendapatan dari iklan di badan bus, terminal, dan halte juga mengalami peningkatan signifikan, dari Rp 443,7 juta pada 2023 menjadi Rp 1,368 miliar pada 2024.

Koridor VI: Menghubungkan Mojokerto dan Sidoarjo

Koridor VI, yang dinamai “Patih Gajah Mada,” menghubungkan Terminal Kertajaya di Mojokerto dengan Terminal Porong di Sidoarjo. Rute ini memiliki panjang sekitar 72 km dan dilayani oleh 14 unit bus, termasuk satu armada cadangan.

Sepanjang jalur ini, terdapat 56 halte yang dibangun di titik-titik strategis seperti kawasan perdagangan, rumah sakit, sekolah, dan pasar tradisional.

Bus-bus yang beroperasi di koridor ini dilengkapi dengan berbagai fasilitas kenyamanan, termasuk AC, CCTV, kursi ergonomis, dan sistem pembayaran non-tunai.

Jam operasional dimulai pukul 05.00 hingga 21.00 WIB, dengan tarif Rp 5.000 untuk penumpang umum dan Rp 2.500 untuk pelajar, santri, dan mahasiswa.

Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun non-tunai menggunakan QRIS atau kartu uang elektronik.

Dampak Sosial dan Ekonomi

Peluncuran Koridor VI tidak hanya memperluas jangkauan layanan Trans Jatim, tetapi juga diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan di wilayah Mojokerto dan Sidoarjo.

Dengan menyediakan alternatif transportasi massal yang efisien, pemerintah berharap masyarakat akan beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum, sehingga mengurangi emisi dan polusi udara.

Studi Multiplier Effect Trans Jatim pada 2023 menunjukkan bahwa pengeluaran transportasi rata-rata per penumpang per bulan menurun dari 13% menjadi 5% setelah menggunakan layanan ini.

Hal ini menunjukkan bahwa Trans Jatim tidak hanya memberikan manfaat lingkungan, tetapi juga membantu masyarakat dalam menghemat biaya transportasi.

Peluncuran Bus Trans Jatim Koridor VI yang menghubungkan Mojokerto dan Sidoarjo.

Rencana Pengembangan Lanjutan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak berhenti pada peluncuran Koridor VI. Pada tahun 2025, direncanakan penambahan dua koridor baru, yaitu Koridor VII yang menghubungkan Surabaya dan Sidoarjo melalui jalur arteri lingkar barat, serta Koridor VIII yang menghubungkan Malang dan Batu.

Sementara itu, pada tahun 2026, akan diluncurkan Koridor IX di aglomerasi Malang Raya dan Koridor X di aglomerasi Kediri Raya.

Selain itu, Pemprov Jatim juga merencanakan layanan angkutan lanjutan (feeder) di kabupaten dan kota yang telah menjalin kerjasama dengan pemerintah provinsi. Layanan ini, seperti Trans Delta Sidoarjo, Trans Lamongan Bahari, dan Trans Mojokerto, diharapkan mulai beroperasi pada tahun 2026.

Pola Manajemen dan Scrapping

Untuk menjaga keberlangsungan operator angkutan yang sudah ada, Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur menerapkan pola scrapping. Pola ini menggantikan unit angkutan eksisting dengan unit angkutan baru pada 90% trayek yang dilalui.

Perbandingan yang diterapkan adalah 5 angkot/angdes dengan 1 bus Trans Jatim, 2 bus sedang dengan 1 bus Trans Jatim, 4 minibus/microbus dengan 1 bus Trans Jatim, atau 1 bus besar dengan 1 bus Trans Jatim.

Dengan demikian, kehadiran Bus Trans Jatim tidak menggusur operator yang sudah ada, melainkan menggeser sistem manajemen menjadi lebih baik dan terintegrasi.

Inovasi dan Layanan Premium

Sebagai bagian dari inovasi layanan, Trans Jatim juga menyediakan layanan Trans Jatim Luxury. Layanan ini menjamin semua penumpang mendapatkan tempat duduk tanpa ada yang berdiri.

Bus Trans Jatim Luxury melayani rute Bunder–Porong sepanjang 72 km dengan 3 bus. Tarif yang dikenakan untuk rute Bunder–Porong adalah Rp 30.000, Bunder–Purabaya Rp 20.000, dan Porong–Surabaya Rp 15.000.

Kesimpulan

Peluncuran Koridor VI Bus Trans Jatim merupakan langkah strategis dalam memperluas jangkauan layanan transportasi publik di Jawa Timur.

Dengan berbagai fasilitas kenyamanan, tarif terjangkau, dan dukungan teknologi, Trans Jatim diharapkan dapat menjadi solusi efektif dalam mengatasi permasalahan transportasi, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

(Djoko Setijowarno adalah Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *