Densus 88 Sosialisasikan Toleransi dalam Menangkal Radikalisme di Pondok Pesantren
SEMARANG [BahteraJateng]- Dalam upaya memperkuat wawasan kebangsaan dan mencegah paham radikal, Densus 88 Anti-Teror Polri menggelar Seminar Kebangsaan bertema “Meningkatkan Ukhuwah Islamiah di Lingkungan Pondok Pesantren dalam Rangka Melawan Pemahaman Intoleransi, Radikalisme, dan Terorisme”.
Acara ini berlangsung pada Rabu (12/2) di Aula Pondok Pesantren Islam Baitussalam, Wonolopo, Mijen, Kota Semarang.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol M Syahduddi, melalui Kasat Binmas AKBP Ana Maria Retnowati, menjelaskan bahwa seminar ini menggandeng Pondok Pesantren Islam Baitussalam sebagai mitra strategis dalam program deradikalisasi.
“Pesantren diharapkan berperan sebagai benteng ideologi dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” ujarnya.
Seminar ini dihadiri oleh berbagai tokoh, termasuk Ketua Tim Pencegahan Densus 88, AKBP Goentoro Wisnoe Tj, PLT Kepala Kesbangpol Kota Semarang, Joko Hartono, Kapten Jamal Pasi Intel Kodim 0733/Kota Semarang, serta Kiyai Musthofa, Pembina Yayasan Pondok Pesantren Baitussalam. Acara ini juga diikuti oleh 200 peserta dari berbagai sekolah di Kota Semarang.
Dalam sambutannya, Plt Kepala Kesbangpol Kota Semarang, Joko Hartono, menegaskan bahwa Pancasila sebagai ideologi negara memiliki peran penting dalam menciptakan keadilan dan kemakmuran.
Sementara itu, AKBP Goentoro Wisnoe Tj memaparkan sejarah terorisme di Indonesia, ancaman radikalisme terhadap stabilitas negara, serta langkah-langkah pencegahan.
“Pentingnya peran pesantren dalam mendeteksi potensi ancaman di lingkungan sekitar,” tegasnya.
Kepala Kantor Kemenag Kota Semarang, Muhtasit, menekankan pentingnya pemantapan ideologi Pancasila bagi para pengasuh pondok pesantren.
Sementara itu, Ustadz Hadi Masykur, mantan anggota Jamaah Islamiyah, berbagi pengalaman dan mengajak peserta untuk memandang perbedaan sebagai keniscayaan dalam membangun masyarakat yang harmonis dan inklusif.
Acara ditutup dengan deklarasi bersama dari perwakilan pondok pesantren se-Kota Semarang yang menyatakan komitmen menolak paham intoleran, radikalisme, ekstremisme, dan terorisme.
Kiyai Musthofa, selaku pembina Yayasan Ponpes Islam Baitussalam, menegaskan komitmennya dalam mendidik santri yang religius sekaligus nasionalis.
Ia juga mengapresiasi peran Densus 88 dan Pemkot Semarang dalam memperkuat wawasan kebangsaan di lingkungan pesantren.
Seminar ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya radikalisme serta memperkuat peran pesantren dalam menjaga persatuan dan keamanan bangsa. (hen)

