Siklon Tropis
Ilustrasi

Siklon Tropis

Catatan Sugayo Jawama
(Wartawan Hutan Jawa, sejak 1986)

Sebutan daripada istilah ungkapan Siklon Tropis dapat diterangkan dari asal usul perkataan Siklon dan Tropis, yakni Siklon adalah saat berlangsungnya siklus. Segala sesuatu yang memiliki irama pengulangan dalam periode tertentu, itulah siklus. Sedangkan ungkapan Tropis merujuk pada suatu kawasan atau tapak Katulistiwa di sepanjang garis tengah planet Bumi (Equator) yang menjadi pusat lintasan sinar matahari.


Bola planet Bumi terdiri dari dua bagian pokok permukaan yang tampak mata. Ialah lautan yang berisi air dan daratan yang merupakan batuan dan tanah yang tidak terendam air. Adapun lautan itu merupakan bak cadangan air yang juga secara berkala (siklus) berguna untuk membasahi daratan.

Ibarat tubuh manusia yang dalam perawatannya memerlukan Siklus Mandi, pun demikian adanya dengan daratan di permukaan planet kita ini. Dengan demikian istilah Siklon Tropis merupakan perumpamaan gayung air atau pun kran shower semprotan air mandi pada saat menjelang digunakan untuk mandi.



Nah, seperti juga lazim terasakan dalam tubuh kita ini yang apabila kian sering terasa gerah maka tambah besar pula keinginan kita untuk lebih sering mengguyurnya dengan jumlah air yang lebih banyak daripada rutinitas keadaan normal yang cukup hanya dengan dua kali mandi saban hari.

Keadaan tubuh gerah yang memaksa kita ingin segera ke kamar mandi adalah di kala cuaca terik mentari terasakan lebih panas menyengat daripada biasanya. Pun bisa dirasakan gerah sangat tatkala tubuh kita digunakan untuk bekerja terlampau keras daripada kapasitasnya sendiri.

Dengan perumpamaan daratan planet ini sebagai tubuh kita, maka keberadaan tumbuhan di permukaannya ibarat bulu-bulu halus nan mudah rontok (rerumputan dan beragam jenis tanaman lunak) sampai kepada rerambutan lebat berakar kuat (beragam jenis tanaman keras berupa pepohonan berbatang kayu), yang hanya dapat terpangkas dengan gunting khas layaknya yang dipakai para tukang cukur atau pun barbershop yang sedang menjadi trend sekarang.

Syahdan, tatkala masa awal penciptaannya jaman dahulu kala, tubuh manusia juga dilengkapi rambut dan bulu-bulu lebat di semua bagian tubuhnya. Tidak jauh beda dengan badan bangsa kera dan yang setipenya.

Kini, keadaan bulu dan rambut manusia tinggal tersisa di beberapa bagian pentingnya saja. Mulai rambut yang ada di kepala, bagian mata berupa alis dan bulu mata serta kumis, cambang dan jenggot bagi yang masih suka memeliharanya..Lalu turun ke brewok bagian bawah serta bulu paha dan betis seperti pada umumnya tubuh pria. Pengurangan bulu dan rambut itulah yang membuat tubuh orang masa kini gampang berkeringat karena gerah oleh panasnya cahaya sang surya.

Bagian rambut yang tersisa itu laksana ragam jenis pepohonan di kawasan hutan yang masih tersisa dan tumbuh dengan selamat, di daratan muka planet bumi ini sehingga sangat penting untuk tetap dipertahankan keadaaannya. Kecuali kalau kita merasa sudah bosan hidup di daratan planet ini.

Bayangkan, dalam keadaan tubuh yang kian gampang terasa gerah kini kita merasa makin perlu sering mandi. Namun ironisnya setiap datang saat ritual mandi justru menjadi momentum siksaan luar biasa. Karena semprotan air dapat langsung menerobos celah bola mata.

Bahkan kuatnya semburan air mandi akan dapat mengikis tidak hanya daki di kulit. Melainkan kulit tubuh sendiri pun bisa robek oleh karenanya.

(Semarang, 22 Desember 2025)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *