Penerbangan Internasional Dongkrak Perekonomian Jawa Tengah
SEMARANG[BahteraJateng] – Pembukaan kembali rute internasional Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang resmi terwujud berkat upaya Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dan Wakil Gubernur Taj Yasin Maimoen.
Pada penerbangan perdana (inaugural flight) rute Semarang–Kuala Lumpur yang dilayani maskapai AirAsia pada Jumat (5/9), diharapkan menjadi pintu baru untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah melalui sektor bisnis dan pariwisata.
Bandara A Yani sempat kehilangan status internasionalnya pascapandemi COVID-19. Selama beberapa tahun terakhir, penerbangan hanya melayani rute domestik. Status internasional kini kembali disematkan setelah keluarnya Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 37 Tahun 2025.
“Alhamdulillah, kursi penerbangan ke Malaysia terjual penuh hingga lima hari ke depan. Insyaallah ini akan berlanjut. Banyak penumpang menunggu penerbangan ini karena lebih mudah untuk berlibur ke Malaysia atau sebaliknya ke Jawa Tengah,” ujar Wagub Taj Yasin.
Pemprov Jateng, kata Taj Yasin, akan menggandeng pelaku wisata dan dunia usaha untuk menangkap peluang dari penerbangan langsung tersebut. Tidak hanya sektor pariwisata, pemerintah juga ingin menarik investor dengan mempromosikan kawasan industri di Jawa Tengah.
“Kami tidak hanya menawarkan destinasi wisata, tetapi juga kawasan industri agar pengusaha datang berinvestasi di Jateng,” jelasnya.
Plt Direktur Utama AirAsia Indonesia, Achmad Sadikin, menyampaikan rute Semarang–Kuala Lumpur dilayani dengan pesawat Airbus A320 berkapasitas 180 penumpang, dengan jadwal penerbangan setiap hari.
Ia menambahkan, pihaknya akan melakukan kajian selama tiga bulan untuk menilai animo masyarakat sebelum menambah frekuensi atau membuka rute baru.
“Dari tren awal, kami melihat permintaan di Jawa Tengah cukup besar. Jika memang dibutuhkan, frekuensi penerbangan akan ditambah,” jelas Achmad.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Tengah, Rahmat Dwisaputra, menegaskan dukungan penuh terhadap langkah Pemprov Jateng.
BI mendorong promosi pariwisata sekaligus penggunaan sistem pembayaran nontunai QRIS Cross Border yang kini sudah bisa dipakai di Malaysia, Thailand, dan Singapura.
“Transaksi cross border terbesar ada di Malaysia sebesar Rp1,15 triliun, disusul Thailand Rp400 miliar, dan Singapura Rp77 miliar. Ke depan kami juga menjajaki kerja sama dengan Jepang dan Tiongkok,” ungkap Rahmat.(sun)

