Kredit Macet di BPR BKK Banjarharjo Brebes Masih Tinggi, Komisi C: Turunkan
BREBES[BahteraJateng] – Komisi C DPRD Provinsi Jateng meminta jajaran manajemen PT BPR BKK Banjarharjo (Perseroda) dapat menekan rasio Non-Performing Loans (NPL/kredit macet), mengingat hingga Agustus lalu masih bertengger tinggi.
Menurut anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Asrar, rasio NPL di bank pelat merah ini harus ditekan sedemikian rupa, karena masih di angka 23,62%.
“Kami (Komisi C) berharap NPL nya bisa ditekan karena kami melihat cukup tinggi. Kami juga minta Pihak BPR bisa mendata debitur yang pembayarannya macet,” kata Asrar saat berdiskusi dengan Dirut BPR BKK Banjarharjo Muhammad Abdilah bersama jajarannya, Senin (8/9/2025).
Senada, Anggota Komisi C DPRD Provinsi Jateng Moh. Budiyono mengakui masih optimis dengan kinerja BPR BKK di seluruh Jateng. Untuk itu, ia berharap BPR BKK terus bergerak menurunkan rasio NPL dan tetap meningkatkan pelayanan kredit bagi pelaku UMKM dan Dana Masyarakat (Damas).
“Karena, dengan melakukan itu, sejatnya BPR BKK mengambil peran penting dalam perekonomian masyarakat. Jadi, harus balance,” ujar Budiyono.
Dari laporan keuangan BPR BKK Banjarharjo menyebutkan, jumlah aset pada 2024 sebesar Rp 110,79 miliar dan pada Agustus 2025 naik menjadi Rp 116,35 miliar. Damas pada 2024 sebesar Rp 85,42 miliar dan pada Agustus 2025 sebesar Rp 89,82 miliar.
Untuk penyaluran kredit, pada 2024 sebesar Rp 81,52 miliar dan pada Agustus 2025 sebesar Rp 74,60 miliar. Angka pendapatan pada 2024 sebesar Rp 15,54 miliar dan pada 2025 sebesar Rp 14,57 miliar.
Dari angka penyaluran kredit itu, rasio Loans Deposit Rasio (LDR) pada 2024 sebesar 84,48% dan pada Agustus 2025 sebesar 87,08%. Sedangkan rasio NPL pada 2024 sebesar 24,69% dan pada 2025 sebesar 23,62%.
“Penyebaran kredit sebagian besar ke sektor perdagangan, rumah makan, dan hotel. Untuk jenis kreditnya, digunakan untuk modal kerja dan konsumsi. Sebagian lainnya untuk investasi,” kata Muhammad Abdilah.

